NYADRAN DESA KLEDUNG: WUJUD SYUKUR, PELESTARIAN ALAM, DAN GUYUB RUKUN WARGA LERENG SINDORO
Suasana penuh makna menyelimuti Desa Kledung, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Jumat (31/10), saat warga melaksanakan tradisi Nyadran Desa Kledung. Kegiatan adat yang rutin digelar setiap tahun ini menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus wujud nyata pelestarian alam dan budaya leluhur.
Rangkaian acara dimulai dari Lapangan Kledung, di mana seluruh warga berkumpul untuk mengikuti kirab budaya menuju rumah Kepala Desa. Sebelumnya, perwakilan dari setiap RT terlebih dahulu melakukan prosesi pengambilan air dari berbagai mata air, termasuk Sendang Kamulyan dan Serbut, yang menjadi sumber kehidupan masyarakat. Air dari berbagai sendang itu kemudian sebagai lambang persatuan, kesejukan, dan keberkahan bagi seluruh warga.
Tak berhenti di situ, kegiatan juga diisi dengan aksi pelestarian lingkungan berupa penanaman pohon beringin di sekitar sumber-sumber mata air. Pohon beringin dipilih karena melambangkan perlindungan dan keteduhan, sekaligus menjadi simbol tekad warga untuk menjaga kelestarian sumber air bagi generasi mendatang.
Sebagai ungkapan rasa syukur, warga kemudian menggelar kembul bujono, yakni makan bersama dengan membawa bucu dan ingkung khas Temanggung. Suasana guyub, rukun, dan penuh kebersamaan pun menyelimuti seluruh rangkaian acara.
Selepas salat Jumat, kegiatan dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit yang berlangsung hingga Sabtu malam. Pagelaran ini menjadi puncak perayaan Nyadran sekaligus upaya melestarikan kesenian tradisional yang diwariskan turun-temurun.
Kepala Desa Kledung menyampaikan, “Nyadran bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap alam dan leluhur. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengingatkan pentingnya menjaga sumber air, menanam pohon, dan mempererat tali persaudaraan antarwarga.”
Tradisi Nyadran Desa Kledung setiap tahun menjadi daya tarik budaya yang memperkuat identitas masyarakat lereng Gunung Sindoro, menghadirkan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.
DINBUDPAR